Ramai Hastag #JokowiDibawahKetiakLuhut, Pengamat Politik Ini Bela LBP

Utamanews.id – Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini merangkap jabatan sebagai Menteri Perhubungan tengah ‘diserang’ beberapa pihak terkait masalah corona (COVID-19).

Melalui akun Twitter @FaisalBasri, ekonom senior itu menyebut Luhut lebih berbahaya dari coronavirus COVID-19.

“Luhut Panjaitan lebih berbahaya dari coronavirus COVID-19,” cuit Faisal Basri, Jumat (3/4/2020).

Dalam video yang berdurasi 22.44 menit itu, Said menyoroti persiapan pemindahan ibu kota negara (IKN) dan menghubungkannya dengan penanganan COVID-19. Said menilai pemerintah saat ini lebih mementingkan peninggalan monumental (legacy) berupa ibu kota baru di atas permasalahan lainnya.

Menyikapi kritik yang muncul, pihak Kemenko Kemaritiman dan Investasi menuntut Said Didu minta maaf. Bila tidak, pihak Luhut akan membawa masalah ini ke jalur hukum.

“Bila dalam 2×24 jam tidak minta maaf, kami akan menempuh jalur hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku,” kata juru bicara Menko Luhut, Jodi Mahardi, lewat keterangan pers tertulis kepada wartawan, Jumat (3/4/2020).

Terkait polemik tersebut, muncul tagar #JokowiDibawahKetiakLuhut di media sosial yang tranding pada tanggal 4-5 April 2020 sebagai bentuk kritik netizen. Menangapi hal ini pengamat sosial politik Tamil Selvan yang disapa Kang Tamil justru menilai langkah yang diambil oleh Luhut Binsar Panjaitan atau yang kerap disingkat LBP sudah tepat dalam menjaga iklim investasi dan ekonomi .

Direktur eksekutif TSJ Circle ini mengatakan bahwa semua pihak harus bekerja sama sesuai bidang nya masing-masing dalam menghadapi pandemik covid 19 ini.

“Saya kira langkah yang diambil Pak LBP sudah tepat dan tentunya telah melalui kajian. Poros ekonomi merupakan hal yang tidak kalah penting untuk dijaga kestabilannya. Jangan sampai pemerintah hanya berfokus pada masalah pandemik, kemudian mengesampingkan lini-lini penting lainnya, saya kira ini yang justru akan memperburuk keadaan.” Ujar Kang Tamil

Lanjutnya Kang Tamil mengatakan saat ini kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar sudah diatas Rp. 16.000, dan hal ini dinilai sangat memberatkan pelaku usaha dalam negeri khususnya UMKM. Kang Tamil juga menghimbau agar memasuki bulan Ramadhan pemerintah dapat mencari formula kebijakan yang tepat dalam menekan penyebaran virus ini serta juga tidak mematikan dunia usaha UMKM yang justru bergeliat menjelang Idul Fitri.

“Jika kita lihat dolar sudah diatas 16 ribu, dan di Bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri adalah masa bergeliatnya UMKM di Indonesia, ini harus di cari win-win solution nya. Sebab para pelaku usaha mikro dan menengah ini tentu telah mengeluarkan modal yang cukup besar dalam mempersiapkan usahanya menjelang masa itu. Saya kira hal ini penting untuk diantisipasi.” Jelasnya.

Kemudian terkait kebijakan dalam menekan penyebaran virus corona ini, Kang Tamil mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak bisa ditakut-takuti dengan ancaman-ancaman.

“Saya kira ini bukan zamannya lagi, kita menakuti masyarakat dengan ancaman-ancaman pidana, ini konteks yang berbeda. Pemerintah harus membuat sistem dan kejelasan informasi terkait bantuan langsung terhadap masyarakat kecil dan menengah dalam situasi ini, sehingga masyarakat teredukasi tentang pentingnya nyawa manusia dan kemudian mengikutinya. Disamping langkah pemerintah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), saya sependapat dengan usul yang disampaikan Pak LBP diantaranya tentang rencana menaikan tarif tol antar daerah, menaikkan tarif tiket transportasi menjadi 2 kali lipat, mengkarantinakan para pemudik selama 14 hari di tempat tujuan, dan kebijakan lainnya untuk menekan angka pemudik.” Ujar Kang Tamil.

Ketika dikatakan membela LBP, Kang Tamil mengatakan dirinya tidak pernah membela siapapun serta meminta semua pihak untuk tidak memanfaatkan situasi ini demi kepentingan popularitas pribadi.

“Yah tidak lah, saya tidak pernah (membela siapapun) dan secara pribadi saya tidak kenal dengan beliau (LBP). Dialektika itu perlu, tapi yang mau saya sampaikan, kita harus belajar mengkritik kebijakan bukan mengkritik pribadi. Saya lihat ini justru mengkritik pribadi LBP, itu justifikasi yang tendensius dan tidak mendidik. Saya harap situasi ini jangan dimanfaatkan menjadi ajang pencitraan politik oknum tertentu, kasihan rakyat.” Tutupnya.(rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *