Utamanews.id- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerbitkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dimana didalamnya termasuk aturan khusus tentang ojek online. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 9 tahun 2020 tentang PSBB disebutkan ojek online (ojol) hanya boleh mengangkut barang.
Sementara itu terbit pula Peraturan Menteri Perhubungan yang ditanda tangani oleh Luhut Binsar Panjaitan No PM 18 tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang tercantum bahwa ojol boleh membawa penumpang dengan memperhatikan protokol kesehatan dalam masa pandemik covid 19 ini.
Kemudian terkait kursus program prakerja, ketika ditelusuri pada laman Skillacademy milik Ruangguru misalnya, terdapat Paket Pelatihan Ojek Online seharga Rp 1 juta, yang didiskon dari harga asli Rp 3,82 juta.
Menangapi hal ini pengamat sosial politik nasional Tamil Selvan mengatakan bahwa pemerintah seolah menstigmakan ojek online sebagai manifestasi tunggal rakyat kecil.
Dirinya mengatakan bahwa perhatian pemerintah terlalu berlebihan sampai mengeluarkan dua peraturan yang bertolak belakang dalam jarak waktu yang singkat, serta memasukan paket pelatihan ojek online yang seharusnya menjadi tanggung jawab provider perusahaan ojol dalam program kartu prakerja.
“Saya kira perhatian ini terlalu berlebihan. Ditambah lagi ada paket dalam program prakerja yang selama ini memang diberikan oleh perusahaan ketika merekrut mitra drivernya. pertanyaannya kenapa sekarang harus dibayar oleh negara? Jadi pemerintah seolah menstigmakan profesi ojol adalah manifestasi tunggal rakyat kecil, dan cukup memperhatikan ojol maka semua problem selesai. Ini pandangan yang sangat keliru.” Ujar pengamat yang populer dipanggil Kang Tamil ini.
Kemudian Kang Tamil juga mengingatkan pemerintah agar bersikap adil dimasa pandemik covid 19 ini dan jangan pilih kasih karena hostorikal dukungan politik 2019.
“Pandangan saya, hal ini terjadi karena profesi ojek online ini terorganisir dengan baik, dan mendukung Jokowi 2019 kemarin.
Serta munculnya paket pelatihan ojol di program kartu prakerja ini, menurut saya ini blunder. Nantinya masyarakat akan menduga-duga bahwa ini ada keterkaitannya dengan Nadiem Makariem (pendiri Gojek) sebagai menteri pendidikan.” kata Kang Tamil.
Kendati demikian Kang Tamil mengatakan bahwa Driver ojol patut mendapat perhatian dimasa sulit ini, namun secara utama pemerintah harus memperhatikan profesi tulang punggung rakyat indonesia yaitu petani dan nelayan.
“Perhatian khusus seharusnya diberikan kepada petani dan nelayan, sebab inilah profesi dasar rakyat indonesia yang menjadi stigma rakyat kecil. Baru kemudian Profesi kelas kecil lainnya yang didalamnya termasuk ojek online, seperti pelayan restoran yang harus menganggur karena restonya hanya menerima orderan take a way, para buruh yang dirumahkan, para petugas kebersihan kantor, supir taxi dan supir angkutan umum yang sejak lama hidup tidak berkecukupan karena adanya transportasi online, serta profesi kecil lainnya.” Pungkasnya.
Lebih lanjut Kang Tamil mengingatkan pemerintah agar lebih bersikap bijak dalam mengambil keputusan, dan memperhatikan perasaan masyarakat.
“Saat ini seluruh elemen masyarakat terkena dampak krisis ekonomi di tengah wabah pandemik ini, terutama pengusaha kelas menengah. Mereka tetap berusaha membayar gaji karyawan yang dirumahkan, walau tidak ada aktifitas ekonomi. Maka hal-hal seperti kursus ojol yang dibayarkan oleh program kartu prakerja ini tentu menyakitkan bagi mereka, ditambah beberapa waktu yang lalu ada staff khusus presiden yang bersurat langsung ke camat se-indonesia untuk bekerjasama dengan perusahaannya. Ini semua menimbulkan kecemburuan sosial dan kecurigaan masyarakat pada pemerintahan Jokowi ini.” Tutupnya. (rls).