Utamanews.id – Banyak masyarakat mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemik wabah covid-19 yang menyerang Indonesia sejak Pebruari yang lalu. Masalah ekonomi ini kian bertambah pelik ketika banyaknya industri yang memutuskan melakukan PHK kepada karyawannya, tidak terkecuali kepada anak perantau asal Lampung.
Reno Waldi (26) seorang warga Lampung yang dulunya bekerja di Balaraja, Tangerang harus menelan pil pahit karena diusir dari kosan nya setelah sebelumnya di PHK dari tempatnya bekerja.
Dikutip dari laman grup Facebook Info Bakauheni, pada pertengahan April 2020 kemarin, terlihat Reno berkali-kali mengungah rasa memelasnya untuk bisa pulang ke kampung halaman di Lampung.
Ketika pertama kali melihat unggahan Reno, Irfan baru saja tiba di Jakarta untuk mengantarkan sejumlah logistik berupa gula pasir Lampung dengan mengendarai Truk.
“Saat itu baru ada info kalau penyeberangan Pelabuhan Merak ke Bakauheni ditutup, kecuali truk dan logistik.” Ungkap Irfan kepada awak media (14/5/2020).
Anggota Komunitas Romansa Sopir Truk (RST) Putra Lampung ini mangaku bahwa pemerintah memang melarang mudik dan pulang kampung, namun sebagai sesama anak perantau, dia memahami perasaan dan kondisi yang dirasakan Reno akibat terlunta-lunta di Jakarta.
“Memang pemerintah melarang, tapi dia terlunta-lunta tanpa uang sepeser pun, mau bagaimana? saya iba melihatnya.” Ujar Irfan.
Pemuda asal Seputih Banyak, Lampung Tengah ini semakin penasaran melihat ungahan-ungahan Reno, sampai akhirnya menghubungi secara pribadi melalui WhatsApp.
“Dia (Reno) bilang sudah diusir dari kontrakan, enggak bisa bayar. Pas itu, dia lagi menumpang di rumah tetangga.” Kata Irfan.
Menurut pengakuan Reno, dia sudah mencoba berbagai cara untuk bisa pulang ke Lampung, namun terkendala karena ada larangan dari pemerintah.
“Dia ngomong, ada yang mau ngasih tumpangan, tapi minta ongkos 1 juta,” kata Irfan.
Akhirnya dengan penuh resiko Irfan membantu menyamarkan Renk menjadi awak truk dan selanjutnya sepakat bertemu di sekitar Pelabuhan Merak.
“Yang boleh menyeberang cuma truk dan angkutan logistik. Pemudik, travel, angkutan umum enggak bisa,” kata Irfan.
Begitu tiba di tujuan, Kecamatan Negeri Sakti, Pesawaran, Reno menyodorkan uang sebagai rasa terima kasih.
“Saya lihat, Rp 50.000 ada satu lembar, Rp 5.000 ada satu lembar, sama uang koin. Saya ngak tega, saya bilang, simpan saja mas.” Pungkas Irfan.
Irfan mengaku prihatin dan memutuskan untuk membantu Reno, karena merasa sebagai sesama orang perantau.
“Zaman lagi susah, kasihan, masak mau pulang bayar berjuta-juta,” kata Irfan.
Kisah ini sempat diunggah Irfan di Facebook. Cerita ini dikomentari dan disukai lebih dari 1.000 orang.
Saat dihubungi terpisah, Reno mengaku sudah putus asa harus hidup tanpa pekerjaan di Tangerang.
“Sudah enggak punya uang lagi Mas. Kena PHK. Mau makan bingung, bayar kontrakan enggak ada, tapi enggak boleh pulang kampung,” kata Reno. (***)
Berita ini telah tayang di Tribun Medan dengan Judul “Cerita Reno Kena PHK, Diusir Dari Indekos, Menyamar Jadi Awak Truk Agar Bisa Mudik ke Lampung.”