Ibarat Bom Waktu, Kasus Covid di Lampung Terus Meningkat. Cah Angon : Antisipasi PSBB, Data Bansos Harus Rapi

Utamanews.id – Kasus covid 19 di Lampung semakin bertambah, tercatat hari ini (28/5/2020) terdapat 118 kasus positif, 48 sembuh, dan 10 meninggal dunia.

Hal ini membuat Anggota DPRD Provinsi Lampung I Made Suarjaya angkat bicara. Dewan yang akrab dipanggil cah angon ini menyatakan bahwa Pemprov. Lampung harus menyiapkan langkah antisipasi hingga persiapan menuju lockdown versi indonesia.

“Saya kira angka itu belum menunjukan posisi aktual, Jika rapid test dilakukan massal saya pikir akan lebih dari itu. Maka eksekutif perlu membuat langkah antisipasi, bila perlu dilakukan simulasi.” Ujar kader Gerindra ini.

Cah angon juga meminta agar pemprov Lampung bisa belajar dari DKI Jakarta dan wilayah lain yang saat ini menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Skala Besar), terutama dalam hal pembagian bansos.

“Kita perlu belajar dari DKI maupun wilayah lain yang PSBB, jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama. Maka saya minta agar dinsos segera merapikan data masyarakat yang layak menerima bansos. Jangan sampai ratio salah sasarannya besar, sebab kondisi begini jumlah masyarakat miskin makin meningkat. Perlu proaktif dalam mendata berapa banyak perantauan yang pulang dan saat ini menganggur.” Paparnya.

Dirinya juga menambahkan perlunya di buat regulasi yang jelas tentang penerimaan dan penyaluran bantuan dari pihak swasta dan csr perusahaan.

“Juga tentang sumbangan swasta dan csr, saya kira ini perlu dibuat mekanisme agar penyalurannya tepat dan jangan sampai ada unsur korupsi disana. Mungkin melibatkan KPK dalam implementasinya penting menurut saya.” Terang Suarjaya.

Dewan yang aktif melakukan sosialisasi tentang “new normal” dan protokoler kesehatan hingga kepelosok pedalaman Lampung ini mengatakan bahwa kondisi geososial masyarakat lampung berbeda dengan daerah lain, sehingga perlu penangganan ekstra.

“Saya setiap hari terjun hingga kepelosok melakukan penyuluhan dan memberikan bansos pribadi, banyak masyarakat yang tidak tahu jelas tentang apa itu corona. Maka saya kira OTG (orang tanpa gejala) di Lampung ini cukup tinggi. Ini bom waktu, maka perlu diramu metode yang pas, karena wilayah Lampung sebagian besar adalah perkampungan.” Pungkasnya. (rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *