Utamanews.id – Nyoman Subamio menghadap ke DPRD Lampung untuk menceritakan temuan jamu herbal yang di klaimnya mampu mengobati covid 19 dalam 7 hari.
Kamis, 4 Juni 2020, dirinya mendatangi Anggota Dewan I Made Suarjaya di Kantor DPRD Provinsi Lampung guna mengadukan kekesalannya, karena pemerintah tidak mau mendengarkan hasil temuannya tersebut.
“Nama obatnya ‘Mio Kopi’, saya sudah datangi Pak Jokowi ke istana negara dan ke Menteri Kesehatan untuk perkenalkan obat ini, tapi ditolak penjaga. Katanya harus bikin janji dulu. Saya pikir mau bantu negara, tapi kok susah bener ya. Pernah juga ke tim gugus tugas lampung selatan, ditolak juga. Tapi hari ini dari polda sudah minta sample untuk diuji lab.” Cerita pria yang sehari-harinya sebagai petani ini.
Dalam pertemuan tersebut Anggota DPRD I Made Suarjaya menyarankan agar Subamio bisa melakukan uji klinis terhadap bahan-bahan yang digunakannya sebagai ramuan obat, agar dapat di ketahui khasiat pastinya.
“Saya sarankan agar ramuan itu di uji klinis di lab agar ketahuan komposisinya dengan jelas. Jangan sampai ada bahan yang dilarang secara medis. Niat baik, malah jadi salah nanti.” Ungkanya kepada awak media usai pertemuan (4/6/2020).
Dalam doorstop press confrence setelah pertemuan, Dewan Cah Angon mengatakan bahwa pemerintah jangan under estimate dengan jamu dan obat herbal apalagi karena yang bicara adalah rakyat biasa. Sebab jamu herbal merupakan obat asli Indonesia yang diwariskan sejak ratusan tahun yang lalu.
“Kita jangan under-estimate dengan jamu, itu warisan asli Indonesia. Jangan karena yang ngomong orang biasa terus kita jadi sepele. Sikap sepele inilah yang membuat virus ini menyebar ke seluruh dunia.” Katanya.
Dirinya meminta pemerintah mencontoh China dan India yang bangga dengan metode pengobatan tradisionalnya, dan kini justru digemari oleh penduduk dunia.
“Beberapa teman saya yang sakit kanker dan jantung memilih berobat ke China dengan metode pengobatan tradisionalnya, mereka sembuh. Juga India terkenal dengan sistem ayurweda nya. Mereka bangga dan mengembangkannya sehingga kini menjadi tujuan berobat masyarakat dunia. Disini kita mengadopsi sistem medis gaya barat, dan terkesan malu dengan pengobatan tradisional.” Paparnya.
Dirinya menyarankan alangkah baiknya jika pemerintah membuat divisi penelitian terhadap obat-obat herbal yang diklaim bisa menyembuhkan corona ini. Jika memang benar, tentu itu akan mengharumkan nama bangsa.
“Ini bukan hanya tentang Pak Subamio, kita tahu ada beberapa pihak juga yang mengklaim menemukan obat herbal sejenis. Kenapa pemerintah tidak buat divisi khusus untuk meneliti ini? ada obat herbal ‘bio nuswa’ oleh laksamana suradi, lalu juga ada obat herbal covid yang diberikan gratis oleh Wakil Ketua Umum kami Pak Dasco. Jika diperhatikan serius oleh pemerintah, bisa jadi kita negara pertama yang menemukan obatnya. Kan, bangga juga kita.” Tandasnya.
Sebelumnya diketahui bahwa Laksma Dr. Suradi yang merupakan staff ahli KSAL menemukan obat herbal ‘bio nuswa’ yang diklaim mampu menyembuhkan virus corona, serta Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang sembuh setelah meminum obat herbal ‘herbavid19’ dan membagikannya gratis kepada semua orang yang membutuhkan sebagai nazzarnya telah sembuh. (rd).