Peringati Hari Lahirnya Pancasila ke 75, FA KMHDI Gelar Webinar Via Zoom, Peserta yang Beruntung Akan Mendapatkan Doorprize

Utamanews.id – Pandemi Covid-19 yang tengah melanda Indonesia membutuhkan kebersamaan dan solidaritas seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu menghadapinya.

Pondasi solidaritas nasional itu telah sejak lama menjadi falsafah hidup seluruh anak bangsa Indonesia sebagaimana tercermin dalam nilai-nilai Pancasila. Dalam upaya meneguhkan eksistensi dan spiritualitas Pancasila di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia saat ini, Forum Alumni Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (FA-KMHDI) menggelar Webinar “Refleksi Lahirnya Pancasila 1 Juni 1945”, pada Sabtu 6 Juni 2020, Jam 14.00-17.00 WIB.

Diskusi konstruktif melalui zoom meeting tersebut mengambil tema “Meneguhkan Eksistensi dan Spiritualitas Pancasila di Tengah Pandemi Sebagai Tantangan Berbangsa.”

Dalam webinar yang digagas FA KMHDI tersebut akan dihadirkan pembicara tingkat nasional seperti Dr. Dewa Gede Palguna, SH., MH yang juga Alumni & Dewan Pembina FA-KMHDI, serta Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi.

Selain itu ada juga nama Drs. HA. Muqowam, Ketua PB IKA PMII; Dr. Ahmad Basarah, Ketua PA GMNI yang juga Wakil Ketua MPR RI; serta Dwi Rubiyanti Kholifah, Sekjen The Asian Muslim Action Network. Sedangkan moderator dalam webinar itu adalah Dr. Wajan Jondra, Dewan Pertimbangan FA-KMHDI.

Narahubung Webinar ini I Made Bawayasa menjelaskan, webinar ini merupakan salah satu upaya untuk membumikan serta mengingatkan kembali kepada masyarakat, bahwa secara spiritual Pancasila adalah tuntunan moral publik.

“Dengan demikian, dalam mengatasi dan menghadapi pandemi Covid-19 ini baik Pemerintah maupun seluruh komponen bangsa Indonesia harus selalu menjadikan Pancasila sebagai panduan moral yang utama,” tegas Bawayasa.

Karena itu, menurut Bawayasa, secara kontekstual nilai-nilai solidaritas kebangsaan yang terkandung di dalam Pancasila harus diimplementasikan dalam setiap upaya pemberantasan pandemi Covid-19. “Secara sederhana, kebersamaan yang telah banyak dilakukan oleh komponen masyarakat untuk saling berbagi kepada sesama, merupakan bagian dari implementasi nilai Pancasila itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bawayasa menjelaskan, sebagai dasar negara Indonesia maka Pancasila harus selalu diperkenalkan dengan cara-cara yang kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar Pancasila lebih akseptabel, sehingga nilai-nilai itu terus hidup di tengah masyarakat, khususnya di kalangan milenial yang sangat terbuka pada tehnologi informasi.

“Pancasila tidak bisa hanya diajarkan sebagai pengetahuan dan idiologi saja, tetapi mesti dihidupkan dengan praktik-praktik keteladanan yang nyata. Sehingga saat di tengah arus revolusi industri 4.0 pun, nilai-nilai Pancasila selalu relevan, demikian pula di masa yang akan datang,” pungkas Bawayasa. (rls/red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *