Utamanews.id – Spekulasi terkait Kebakaran Kantor Kejaksaan Agung yang terjadi pada Sabtu (22/8/2020) malam masih menjadi riak dimasyarakat.
Kebakaran yang diklaim tidak merusak berkas-berkas penting di Gedung Kejaksaan tersebut, dinilai sebagian pihak hanya bersifat formalitas belaka guna menutupi kejadian sebenarnya. Sebab sampai saat ini belum ada pernyataan resmi terkait keselamatan berkas dan alat bukti penting di gedung itu.
Menanggapi hal ini Anggota DPRD, I Made Suarjaya, mengatakan bahwa kebakaran gedung kejaksaan agung tersebut harus menjadi pelajaran bagi seluruh instansi di Indonesia terkait manajemen kearsipan.
“Saya sudah sejak lama menyuarakan ini, bahkan ketika pansus dibentuk hal pertama yang saya suarakan adalah e-arsip. Kita jangan kemudian berdalih mencari-cari alasan, ketika musibah sudah terjadi. Ini persoalan penting terkait berkas negara lho.” Ucapnya serius kepada awak media, Rabu 26/8/2020.
Pria yang akrab disapa Dewan Cah Angon ini menilai bahwa memang tidak mudah untuk mentransfer data yang berjumlah jutaan lembar tersebut kedalam bentuk softcopy, sementara data baru terus bertambah setiap harinya.
“Saya tahu ini bukan kerja mudah, sebab jumlahnya jutaan lembar dan kita sadar bahwa SDM kita terbatas. Tapi jika negara lain bisa, mengapa kita tidak. Bila perlu diadakan kunker ke negara lain untuk mengetahui manajemen dan teknologinya. Saya kira Singapore atau Australia sudah cukup matang tentang e-arsip ini.” Papar Dewan Cah Angon.
Ketika ditanya besarnya anggaran yang dibutuhkan terkait program e-arsip tersebut, Dewan Cah Angon mengatakan bahwa hal itu didasarkan pada sejauh mana pemerintah menilai program tersebut penting.
“Kita paham bahwa saat ini sebagian besar anggaran dialihkan untuk penanggulangan Covid. Namun menurut saya program e-arsip ini tidak kalah pentingnya, sehingga perlu menjadi prioritas dan perlu cepat dalam penanganannya. Ingat, musibah itu ngak bisa nunggu dan datangnya ngak permisi dulu lho.” Tutupnya. (rd).
