Utamanews.id – Koordinator Staf Khusus Presiden Republik Indonesia, AAGN Ari Dwipayana melakukan pertemuan secara berturut-turut dengan Rektor dan civitas akademika Universitas Udayana (UNUD) dan Direksi RSUP Sanglah, Denpasar pada, Selasa, 7 September 2020.
Pertemuan pertama dilakukan dengan Rektor Universitas Udayana (UNUD), Prof.DR. dr. A.A. Raka Sudewi Sp.S (K), Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Informasi yang juga Ketua Satgas Covid-19 Prof DR I.B Wyasa Putra SH MH didampingi civitas akademika UNUD untuk membahas perkembangan penanganan Covid-19 di Provinsi Bali.
Mengawali pertemuan, Ari Dwipayana menyampaikan beberapa perkembangan terbaru penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah pusat, baik penanganan kesehatan maupun ekonomi.
Dalam pertemuan tersebut, UNUD menyampaikan berbagai masukan yang diharapkan dapat menjadi bahan perbaikan penanganan Covid baik di Provinsi Bali , maupun nasional. Ari Dwipayana mengapresiasi masukan-masukan konstruktif yang disampaikan UNUD, dan berjanji akan menindaklanjuti beberapa hal penting, diantaranya terkait peningkatan jumlah tes untuk mengetahui peta sebaran covid secara lebih akurat.
Menurut Ari, masukan UNUD terkait peningkatan jumlah tes sangat penting karena, keseriusan dalam melakukan tes akan berdampak pada meningkatnya kepercayaan masyarakat dan dunia internasional kepada Bali, yang merupakan barometer keberhasilan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Selain itu dalam Sidang Paripurna Kabinet, senin, 6 September 2020 yang lalu, Presiden Jokowi meminta Menteri Kesehatan untuk mengatasi ketimpangan kapasitas melakukan testing antardaerah. Sebelumnya, Presiden juga telah meningkatkab target pengujian PCR dari 20 ribu menjadi 30 ribu per hari.
Pada akhir pertemuan, Ari Dwipayana menyerahkan 10 ribu masker kepada Rektor UNUD, untuk disebarkan kepada masyarakat, sekaligus mendukung kampanye penggunaan masker di Bali.
Bali perlu Antisipasi Tingginya BOR
Pertemuan selanjutnya dilakukan dengan jajaran direksi Rumah Sakit Sanglah, Denpasar. Pertemuan diawali paparan Direktur Utama RS Sanglah, dr I Wayan Sudana, M.Kes. Dalam paparannya, Wayan Sudana menyampaikan kondisi perkembangan penanganan pasien Covid-19 di RS Sanglah, kesiapan RS mengantisipasi meningkatnya jumlah pasien Covid-19, serta keterbatasan tempat tidur yang harus segera mendapatkan perhatian pemerintah. Saat ini, angka BOR (Bed occupancy ratio), yakni angka penggunaan tempat tidur untuk Covid-19 di RS Sanglah sudah mencapai 94,39 %. Kondisi ini perlu segera diantisipasi, dengan menyiapkan ruang-ruang perawatan baru agar siap setiap saat, jika tiba-tiba terjadi lonjakan pasien.
RSUP Sanglah juga memberikan masukan agar pemerintah mempertimbangkan pemberian insentif bagi tenaga non medis yang jugaa telah bekerja keras dalam penanganan pasien Covid-19. Ari Dwipayana berjanji akan menyampaikan berbagai masukan tersebut, sekaligus mengucapkan apresiasi dan terimakasih kepada para tenaga medis yang selama pandemic telah menjadi ujung tombak penanganan Covid-19. (rls/rd).