IMS Terus Lestarikan Tradisi Mesuryak Setiap Hari Raya Kuningan

Utamanews.id – Umat Hindu Bali memiliki sejumlah perayaan hari suci salah satunya adalah hari Raya Kuningan, dirayakan setiap 6 bulan sekali (210 hari) sesuai penanggalan kalender Bali, yaitu pada hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, wuku Kuningan, perlu diketahui dalam satu bulan kalender Bali berjumlah 35 hari, karena perhitungannya berdasarkan pertemuan antara panca wara yang berjumlah 5, sapta wara berjumlah 7 dan pawukon yang berjumlah 30. Hari Raya Kuningan, salah satu hari besar Agama Hindu ini dilaksanakan bertepatan 10 hari setelah perayaan Hari Raya Galungan.

Ada hal yang unik yang yang dilakukan oleh keluarga Anggota DPRD Provinsi Lampung I Made Suarjaya dalam setiap perayaan hari raya Kuningan yaitu tradisi Mesuryak, saat diwawancarai oleh pihak Utamanews.id, Anggota Dewan yang akrab disapa IMS itu mengatakan Tradisi Mesuryak adalah tradisi masyarakat Bali khususnya di Desa Bongan Kabupaten Tabanan.

“Mesuryak adalah sebuah tradisi yang biasa dilakukan pada hari raya Kuningan oleh masyarakat Hindu Bali khususnya yg berasal dari Desa Bongan Kabupaten Tabanan”. Ungkapnya.

Dirinya juga menjelaskan Makna dari Tradisi Mesuryak “Mesuryak sendiri memiliki arti yaitu bersorak, berteriak-riak, atau beramai-ramai. Tujuan adanya tradisi mesuryak adalah untuk memberi bekal serta mengantarkan roh para leluhur kembali ke nirwana dengan rasa suka cita. Menurut kepercayaan orang Hindu, para roh leluhur turun ke dunia pada Hari Raya Galungan dan akan kembali ke surga pada Hari Raya Kuningan”. Kata IMS.

Masih Imbuhnya, “Dalam tradisi tersebut keluarga melempar uang logam ataupun uang kertas ke udara diperebutkan oleh warga lainnya, sambil bersorak gembira dan beramai-ramai, pelaksanaannya secara bergiliran. Sebelum acara puncak dari tradisi Mesuryak ini digelar, diawali dengan melakukan persembahyangan di pura keluarga dan di Pura Kahyangan tiga yang terdapat di desa adat setempat. Setelah melaksanakan persembahyangan, para keluarga membawa sesajen ke depan pintu rumah mereka, dan selanjutnya akan ada yang memimpin melantunkan doa-doa, biasanya yang akan memimpin adalah pemangku (pemimpin upacara) atau juga seseorang yang dituakan. Setelah itu acara langsung dilanjut dengan tradisi mesuryak”. Tutupnya.

Tradisi Mesuryak diikuti oleh beragam usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, laki-laki maupun perempuan berbaur menjadi satu berdesakan memperebutkan uang-uang yang bertebaran dengan diselimuti suasana kegembiraan. (rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *