Beredar Video Loekman Memakai Alat Bantu Nafas, Serdadu : Awal Positif, Lalu Negatif, Kok Kayak Sulap

Utamanews.id– Beberapa waktu yang lalu masyarakat Lampung Tengah digegerkan dengan berita Loekman Djoyosoemarto yang merupakan Wakil Bupati dan juga Bacalon Bupati Lampung Tengah yang dinyatakan positif covid-19 dan dirawat di RSUD Demang Sepulau Raya di Lampung Tengah.

Namun setelah beberapa hari kemudian muncul berita bahwa Loekman Djoyosoemarto di bawa ke RS Mayapada Jakarta dan dinyatakan negatif dari terpapar virus covid-19. Hal ini sempat menimbulkan kecurigaan dimasyarakat tentang akurasi alat test diantara kedua Rumah Sakit tersebut.

Belum reda kecurigaan masyarakat, kini beredar video Loekman Djoyosoemarto yang terlihat sangat lemah sambil memakai ventilator (alat bantu pernafasan) sambil menyatakan dirinya negatif covid.

Menyikapi hal ini, Relawan Pemenangan Utama Musa Ahmad dan Ardito Wijaya, Serdadu (Serikat Pemuda Hindu) angkat bicara. Sekretaris Serdadu I Gede Hendra Juliana menyatakan keheranannya terhadap berita kontradiktif yang muncul beriringan terkait kondisi Loekman Djoyosoemarto.

“Saya heran hasil test swap PCR kok bisa beda-beda, artinya salah satunya ada yang tidak akurat. Lalu masyarakat yang ditest selama ini gimana? bisa jadi orangnya negatif tapi dikatakan positif ataupun sebaliknya. Seperti Pak Loekman itu, saya sedih melihatnya, beliau itu sahabat kami.” Ungkap Hendra kepada awak media, Kamis, 1/10/2020.

terkait beredarnya video Loekman yang menyatakan dirinya negatif covid dalam keadaan memakai ventilator, Hendra menyatakan kesedihannya sekaligus heran.

“Saya sudah lihat video yang beredar itu, saya juga heran, kok hasilnya negatif tapi beliau malah pakai alat bantu nafas dan terlihat sangat lemas ya! tapi ya sudah, saya minta kita jangan berspekulasi. Bagi saya tidak penting urusan pilkada ini, Bang Loekman itu sahabat saya, mari kita doakan agar beliau kembali sehat dan bugar,” kata aktivis pemuda Lampung ini.

Hendra mengingatkan bahwa pemerintah dan masyarakat berserah penuh pada alat test Swap PCR yang dianggap akurat, maka dirinya mendorong agar segera dicari tahu letak kesalahan sehingga tidak terjadi hasil kontradiktif yang merugikan semua pihak.

“Kalau hasil awal negatif, lalu di test lagi positif, itu wajar. Ini hasil test awal positif, lalu ditest lagi negatif, ini namanya sulap. Kita jangan angap sepele, sebab pemerintah dan masyarakat berserah diri penuh pada test PCR tersebut. Pada muaranya yang dirugikan adalah masyarakat, dan itu tidak boleh terjadi.” Tutupnya. (rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *