Diskusi Singkong Dengan FPI, Dewan Cah Angon : Itu Simbol Jatidiri Bangsa

Utamanews.idPolemik tentang rendahnya harga singkong di Provinsi Lampung mulai terdengar di pusat. Forum Politik Indonesia pun mengelar diskusi daring bertajuk “Singkong Dimata Petani dan Pengusaha”, pada Rabu, 10/2/2021.

Anggota DPRD Provinsi Lampung, I Made Suarjaya, yang tengah memperjuangkan kesejahteraan petani singkong menjadi narasumber dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa singkong bukan sekedar komoditi hasil pertanian, namun lebih dalam dikatakan bahwa singkong adalah jatidiri bangsa Indonesia.

“Di Blitar dulu ada mars perjuangan yang isi baitnya bicara tentang singkong, kita juga ingat sastrawan F. Rahardi yang sering mengunakan frasa singkong dalam puisi politiknya. Jadi ini bukan sekedar komoditi, tapi lambang perjuangan kita, mengambarkan tahan banting, pantang menyerah. Bagi saya ini simbol jatidiri bangsa,” ungkap legislator asal Partai Gerindra tersebut.

Diskusi yang dipandu oleh anggota Forum Politik Indonesia, Yeni Prawesti menyoroti tentang adanya dugaan praktik oligopoli singkong. “Kami dengar ada praktik oligopoli terhadap singkong, bagaimana itu?” tanyanya.

Dewan Cah Angon, panggilan akrab I Made Suarjaya mengatakan bahwa para petani singkong di Lampung teracam berhenti bertani, sebab biaya menanam kembali lebih besar dari pendapatan hasil panen.

“Ini bahaya, jika petani Indonesia berhenti bertani singkong maka akan terjadi kelangkaan, seperti kacang kedelai. Maka negara harus hadir memberi keadilan. Pendapatan panen tidak cukup untuk menanam kembali, artinya ada yang salah dalam siklus transaksinya,” jawabnya jelas.

Lebih lanjut legislator ini mengatakan bahwa dalam siklus transaksi jual beli haruslah menguntungkan kedua belah pihak, jika hanya pihak pembeli yang diuntungkan maka ada sisi eksploitasi disana.

“Kalau hanya satu sisi yang untung, namanya eksploitasi. Kami melihat pola yang diterapkan sejumlah korporasi sama, maka muncul dugaan praktik oligopoli, dan ini harus kita berantas,” tandasnya. (rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *