In Memoriam Sang Jendral Putra Bali yang Memenuhi Janji Pengabdiannya Terhadap NKRI

Oleh: SPDB Pangeran Edward Syah Pernong

Utamanews.id – Hari ini saya mendapatkan sebuah kiriman pesan WhatApps dari seorang saudaraku Habaib Syekh Syarif Abubakar, paman kandung dari Adinda DR. Ary Yusuf Amir Raden Kiemas Panjinegara.

Syekh Syarif Abubakar ini adalah sosok bangsawan asli keturunan lurus dari pahlawan nasional Sultan Mahmud Badarudin II dari Palembang Darussalam. Selain, sebuah postingan, dia juga mengirimkan foto kepada putra ku Pangeran Alprinse Syah Pernong.

Dalam postingannya kepada saya, Syekh Syarif Abubakar menuliskan :

“Engkau cucu pejuang nak. Kakekmu juga seorang pahlawan yang menghabiskan masa mudanya di dalam perang kemerdekaan di Bumi Sriwijaya hingga perebutan Benteng Victoria di tanah Amboina. Kakekmu salah satu perajurit TNI yang ikut terlibat ditengah deru, debu dan peluru pada gempitanya sebuah Pallagan yang bersifat Einmalig. Yang hanya terjadi satu kali, yaitu perang kemerdekaan. Kenapa Einmalig kenapa hanya terjadi satu kali karena setelah perang kemerdekaan dan telah tegak NKRI, maka kita yakin kan bahwa tidak akan pernah terjadi perang kemerdekaan lagi. Perang ini telah selesai bersama debu kemerdekaan. Dan pada episode berikutnya adalah beban kewajiban para putra putra pertiwi untuk mempertahan kan apa yang sudah berdiri yang telah direbut dirampas dari tangan penjajah yang telah direbut dengan menumpahkan darah dan konsekwensinya adalah bahwa NKRI ini tetap harus dipertahankan walau aliran darah harus tumpah dari setiap putra Indonesia karena itu saat seorang prajurit TNI gugur di medan tugas, maka ia telah menunjukkan sebagai perajurit yang selalu menepati janji terhadap negeri yang dicintainya,” bunyi pesan Syekh Syarif Abubakar tersebut.

Hari ini, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Papua secara terhormat telah memenuhi panggilan tugasnya “Pecah sebagai Ratna. Sebuah in memoriam. Jalan terhormat yang didambakan setiap perajurit adalah gugur membela negaranya”.

Brigjen I Gusti Putu Danny, Foto: istimewa

“Selamat jalan jenderal tidak setiap jenderal bisa mendapat kehormatan ini.”

Brigjen TNI I Gusti Putu Danny saat melaksanakan tugas sebagai Kabinda Papua, sang jenderal terlibat kontak senjata dan beliau gugur dalam membela kehormatan negaranya NKRI tercinta, peluru kelompok kriminal bersenjata yang anti NKRI di Papua yang diberondongkan dari belakang peluru mengenai kepala tembus ke depan. “Telah gugur pahlawanku, tunai sudah janji bhakti”

(Pangeran Alprinse) Cintailah negeri ini setia dan istiqomahlah dengan kesetiaan itu. NKRI adalah pilihan harga mati, karena kakek dan buyutmu ikut memberikan andil untuk tegaknya NKRI.

Analisa Habaib Syarif Abubakar kalau kita pakai metode LAMMAS (Latar belakang, Mind Mapping dan Studi Kritis) yang saya kenalkan, sebelum tertembaknya sang jenderal ada yang membelot ke OPM, yaitu Lukius Y Matuan.

Apalagi sang jendral baru ditempatkan di medan operasi, betapa bahayanya kalau ada pembelot.

“Setia saja tidak cukup karena kesetiaan harus istiqomah. Tidak pernah luntur, tidak pernah berubah tidak pernah terkikis, tidak pernah bergeser dan tidak pernah tercema. Apabila tidak memenuhi kriteria diatas maka jangan umbar omong kosong tentang “KESETIAAAN”, karena kesetiaan bernilai saat di uji” “SETIA DI UJI DALAM PENGORBANAN ”

Keluarga Bangsawan dan Pejuang

Berdasarkan catatan redaksi, Keluarga Bangsawan Kepaksian Pernong Sekala Brak ini, pertama anak cucu buyut dari Gedung Dalom Kepaksian Pernong generasi demi generasi sebagian besar berkarier di TNI dan Polri.

Yang menarik, adalah sangat langka di dunia yaitu seorang ayah istirahat dengan tenang bersama tiga putra kandungnya di satu area pemakaman di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kedaton Bandar Lampung. Yakni Alm. Pangeran Suhaimi Sultan Lela Muda (Raja Sekala Brak Kepaksian Pernong Sultan Yang Dipertuan Ke-21. Beliau terbaring bersama tiga putra kandungnya yang salah satunya adalah putra tertuanya Pangeran Maulana Balyan Sultan Sampurnajaya. Keduanya adalah sosok kakek dan juga sosok buyut dari Pangeran Alprinse Syah Pernong, putra mahkota Kerajaan Sekala Brak, Kepaksian Pernong, Lampung. (rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *