Transportasi Udara Dibuka Kembali Saat PSBB, Pengamat : Kedepan, Bisa Jadi Pemerintah Subsidi Perusahaan Penerbangan

Utamanews.id – Pengamat sosial politik Tamil Selvan menyoroti kebijakan pemerintah melalui menteri perhubungan yang membuka seluruh moda transportasi komersial sejak tanggal 7 Mei 2020.

Pengamat yang akrab disapa Kang Tamil ini menyoroti bahwa kebijakan yang diambil dengan alasan menjaga iklim ekonomi itu tidak mendasar dan minim kajian.

“Hari pertama (pembukaan transportasi), bandara soekarno-hatta dipenuhi penumpang, dan ada 11 penumpang yang dinyatakan positif covid-19. Pembludakan itu tentu tidak sesuai dengan protokol kesehatan penangulangan corona, maka saya katakan bahwa kebijakan ini tidak mendasar dan minim kajian”. Ujar Alumnus Megister Komunikasi Politik Universitas Mercu Buana ini kepada awak media (9/5/2020).

Dalam pernyataan sebelumnya, Kang Tamil mengatakan bahwa pembukaan transportasi di zona merah akan membuat daerah terkontaminasi corona seperti tsunami, dan tidak berdampak positif secara ekonomi.

“Sebelumnya saya ingatkan bahwa potensi kontaminasi corona didaerah akan besar sekali, dan jika bicara dari sisi ekonomi saya kira tidak ada pengaruh yang signifikan, sebab sisi demand nasional dan dunia saat ini kecil sekali. Kemudian jika kita bicara sisi ekonomi dan kebutuhan domestik, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pengangkutan barang bukan orang.” Paparnya.

Kang Tamil menjelaskan bahwa kebijakan yang diambil menjelang hari raya idul fitri ini kontra produktif dengan larangan mudik yang dicetuskan pemerintah.

“Secara timing, ini tidak tepat karena mendekati idul fitri, dan kontra produktif dengan kebijakan pelarangan mudik. Memang benar ada sejumlah berkas yang harus disiapkan calon penumpang sebelum berpergian, seperti surat tugas dari perusahaan, namun ini sangat rentan penyelewengan. Bagaimana mereka bisa mengecek kebenaran surat-surat tersebut? apalagi jika mengunakan transportasi udara, penumpangnya tetap bawa koper sebagai bagasi, atau bisa saja bagasinya dikirim via pengangkutan barang terlebih dahulu. Ini celah-celah yang sangat mungkin terjadi dan mudah lolos dalam pengecekan.” Jelasnya dengan rinci.

Lebih lanjut Kang Tamil menyoroti dengan khusus tentang transportasi udara. Dirinya memprediksi bahwa dalam kondisi seperti ini perusahaan penerbangan akan sangat kesulitan dalam menutup biaya operasional.

“Cost yang dikeluarkan oleh pihak maskapai itu sangat besar, dan mustahil biaya operasional bisa tertutupi dengan jumlah penumpang yang sangat minim. Hal itu terlihat jelas saat ini refund tiket dibayarkan mengunakan voucher bukan uang cash, dan itu diperbolehkan oleh undang-undang. Sehingga kedepan, bisa jadi pemerintah akan memberikan subsidi kepada perusahaan penerbangan swasta. Saya tidak katakan ini baik atau buruk, namun jikapun itu terjadi, mari kita tilik sisi urgensinya dan saya kira mekanismenya perlu kita kawal bersama agar tidak terjadi potensi kerugian negara”. Tutupnya. (rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *