Kasus Covid Di Lampung Stagnan, Dewan Cah Angon : Jangan Senang Dulu, Ini Baru Fase ‘Wave Effect’. Apa Maksud Dewan Ini? Berikut Penjelasannya

Utamanews.id – Kasus Covid 19 di Lampung menunjukan peningkatan walau terbilang kecil. Saat ini jumlah terinfeksi corona di Lampung sebanyak 136 orang, peningkatan jumlah tersebut dalam sebulan ini dinilai kurang dari 10%. Namun hal ini justru bukan pertanda baik menurut I Made Suarjaya. Anggota DPRD Lampung ini menyatakan bahwa jumlah tersebut masih dalam tahap ‘Wafe Effect’.

“Saya perlu jelaskan bahwa gelombang besar corona itu terjadi di DKI Jakarta, dan kemudian menjalar ke Pulau Jawa. Ibarat gelombang tsunami, Lampung baru merasakan dampak gelombangnya saja atau saya sebut dengan teori ‘wave effect’. Kita belum menghadapi tsunami corona yang sebenarnya, dan itu pasti terjadi, hanya tinggal menunggu waktu.” Papar Dewan yang akrab dipanggil Cah Angon ini.

Cah Angon mengatakan dirinya harus memaparkan hal ini walau terlihat mengerikan, agar pihak pemerintah bisa mengambil langkah-langkah antisipatif yang sampai saat ini tidak dilihatnya.

“Hal ini memang terdengar mengerikan, walau berat tetap harus saya sampaikan. Setelah PSBB di DKI Jakarta dibuka, maka arus mobilisasi orang akan normal kembali, dan Lampung merupakan salah satu destinasi bisnis yang cukup ramai didatangi orang-orang dari Provinsi zona merah. Maka perlu ada antisipasi oleh pemerintah, sampai saat ini saya lihat belum ada upaya kesana. Jangan dikatakan bansos itu sebagai antisipasi, kita bisa berdebat panjang lebar tentang itu.” Imbuhnya.

Dirinya juga mengkritisi jumlah data positif covid 19 di Lampung. Menurutnya minimnya upaya pengadaan rapid test, membuat banyak terinfeksi yang tidak ketahuan.

“Hemat saya angka itu tidak menunjukan jumlah sesungguhnya, saya yakin jumlah kenyataannya jauh lebih besar, karena rapid test sangat minim dan hanya diperkotaan, sedangkan secara geografis Lampung mayoritas perdesaan, gimana mau ketahuan? Perlu saya ingatkan, Lampung ini bukan cuma Kota Bandarlampung, ada belasan Kabupaten lain yang perlu perhatian yang sama.” Tegasnya kritis.

Lanjutnya, Kader Partai Gerindra ini meminta agar Pemerintah Daerah bisa belajar dari penanganan yang di lakukan oleh Gubernur Jawa Tengah dan Jawa Timur, mengingat mayoritas penduduknya adalah petani.

“Kita jangan malu, ayo adakan diskusi, kita belajar dari Gubernur Jatim dan Jateng, sebab kultur masyarakatnya sama yaitu mayoritas petani. Perlu segera dibuat langkah antisipasi penyelamatan terutama kepada petani yang hampir 65-70% di Lampung.” Tuturnya.

Dirinya menilai Pemerintah Provinsi Lampung dan Wilayah Sumatera masih punya waktu hingga PSBB di Pulau Jawa dibuka secara penuh.

“Titik balik arus tsunami corona ini menerjang Sumatera termasuk Lampung, ketika PSBB di DKI Jakarta dan sebagian wilayah Jawa di buka penuh. Jika lengah, kita bisa collaps. Ini tidak main-main.” Tutupnya. (rd).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *